hingga akhir waktu

“ jadi lo bakal ngajak Shila ke acara itu ? anak perempuan 1 sekolah kita heboh sekali membicarakannya..”
“entahlah.. Shila belum bilang apa2 soal acara itu.. Lo sendiri emang bakal pergi sama Sivia ?” Rio balik bertanya pada Alvin .
Alvin hanya mengangkat kedua bahunya. Tentu saja Rio sudah menduga jawaban Alvin akan spt itu, sama seperti Alvin Rio pun sebenarnya malas kalau harus ikut acara spt itu. Lebih baik mengitari lapangan sekolah sebanyak 50 kali dibanding ikut acara dengan game2 yg kecewe-cewean spt itu.
rio rise
Tapi jika seandainya Shila meminta untuk pergi tentu saja Rio harus mau, Shila gadis yang baik dan penuh perhatian. Rio tak tega jika harus manyakiti nya sedikit saja. Tak terasa sudah 1 tahun mereka berpacaran. Rio ingat pertama kali ia bertemu Shila saat itu upacara penerimaan siswa baru, gadis itu tak sengaja menumpahkan juice yg sedang ia bawa. Wajahnya pucat sekali saat melihat baju seragam Rio yang putih berubah menjadi orange. Berkali – kali ia menunduk dan minta maaf pada Rio. Waktu itu Rio tidak kesal sama sekali malah ia merasa geli melihat Shila yg begitu ketakutan. Sejak itu ia dan Shila berteman, Shila bebeda dg gadis2 yg ada di sekolah Rio. Ia begitu lembut juga pintar. Itu yg membuat Rio merasa nyaman ada di dekatnya. Sampai akhirnya musim dingin tahun lalu ia meminta Shila mjd kekasihnya di luar dugaan Shila mpy perasaan yg sama dengannya.
“ heh..Rio kenapa lo melamun?” Alvin menyenggol badan Rio
“ah..iya maaf..” Rio tersenyum di akhir kalimatnya
“ Lo pasti lagi mikirin Shila ya ? baru gue sebut namanya saja sudah kepikiran kyak gitu “ Alvin seolah dapat membaca pikiran Rio
“ Tidak.!!” Rio mengelak dg wajah bersemu merah membuat Alvin semakin menjadi mengejeknya. Rio agak kesal ia bermaksud melempar Alvin dg handuk olahraganya tapi Alvin berlari menghindar dan handuk itu melayang mengenai orang lain.
Rio kaget ia langsung berlari menghampiri orang itu, seorang gadis berambut panjang dg wajah heran mengambil handuk yg tiba2 hinggap di kepalanya.
“ maaf ya aku tidak sengaja..” ujar Rio terengah – engah. Gadis itu berdiri, jantung Rio berdetak dg sangat cepat.
“Gadis ini akan memarahi ku..! tidak.!. ia pasti akan langsung membunuh ku “tebak Rio dalam hati.
“ ini milik mu?”Tanya gadis itu lembut. Rio hanya mengangguk. Hatinya sedikit tenang
‘ aku tau soal piring terbang tapi kalau handuk terbang..aku rasa tidak “ gadis itu tersenyum di akhir kalimatnya. Kemudian ia menyerahkan handuk itu ke tangan Rio dan berlalu pergi.
“ Gadis itu siapa?” Alvin tiba tiba telah ada di samping Rio. Rio melirik tajam kearahnya dengan sigap ia menempelkan handuknya itu ke wajah Alvin.
“ seenaknya lo nanya masih untung ia ga bunuh gue…sekarang rasakan balasan dari gue..!!!”
“ Rio lepasin handuk lo bau banget….….” Alvin berteriak
*********

Hari hampir malam pantai pun telah di tinggal pengunjungnya dua jam lalu. Ya.. dua jam telah berlalu tapi Rio begitu enggan beranjak dari tempatnya sekarang. Ia merasa lebih baik dlm kesendirian dan kesunyian ini.
“ Apa kau baik2 saja ? “ sebuah suara menyadarkan Rio. Rio mengangkat kepala nya, disamping nya telah duduk seorang gadis kecil. Umurnya kira-kira 1 – 2 tahun lebih muda dari Rio. Rambutnya panjang terurai dihiasi pita berwarna merah, terlihat manis sekali. Gaun pink yg ia pakai juga kelihatan cocok ditambah dg wajahnya yg polos. Sangat menggemaskan seperti putri kecil dalam dongeng. Gadis itu tersenyum pada Rio
 “ Kau habis menangis ya ?” Tanya gadis itu pada Rio
“ Tidak..!!! ” Rio berbohong. Sebenarnya ia memang habis menangis ia sedih karena harus pindah ke kota lain. Ayah Rio dipindah tugas kan ke cabang lain di luar kota. Rio berat meninggalkan semua yg ada disini, teman2, pantai ini & banyak hal lainnya.
“ Sudah hampir malam kenapa tidak pulang ? nanti di cari ortu mu”
“ Cerewet..kau sendiri sedang apa disini ?!! ” Rio mjd kesal.
“Bukankah ia lebih muda dariku kenapa ia sok tau menasehati ku” keluh Rio dlm hati
“ Aku sedang menunggu ibuku hari ini ultah ku, aku mau merayakan bersamanya”
Dahi Rio berkerut, ia melihat sekeliling pantai yg sepi itu tidak ada tanda – tanda akan perayaan sebuah pesta. Tapi gadis itu terlihat riang sekali. Apa gadis itu membohongi Rio ?. Akhirnya Rio berdiri beranjak pulang tapi baru 2 kali melangkah ia kembali menoleh ke belakang. Gadis kecil itu juga melihat kearah Rio dan tersenyum.
“ Semua orang tua pasti ingin yg terbaik utk anaknya, seperti ibuku..” Teriak gadis itu Tangannya menunjuk ke langit, ia kembali tersenyum.

Kriiiiiing…!!! Alarm membangunkan Rio
“ Hanya mimpi..” ujar Rio sendiri. Tapi sepertinya bukan ia seperti pernah mengalami kejadian itu di dunia nyata. Kalau Itu nyata…seketika Rio berlari kearah gudang rumahnya. Mencari kardus berisi barang2 lamanya. Ketemu… Sebuah boneka beruang dg pita merah berhasil ia temukan. Berarti itu bukan mimpi gadis kecil itu nyata. Ia berusaha keras mengingat gadis itu, tapi ia tetap saja tidak mengingatnya. Yang ia ingat hanyalah seminggu terakhir sebelum kepindahannya gadis kecil itu selalu menemaninya. Duduk di pantai dan ia selalu bercerita banyak hal. Boneka ini darinya ia meminjamkan nya pada Rio agar Rio tidak kesepian di lingkungan barunya. “ tapi kalau kau sudah punya teman yg banyak kembalikan boneka ini padaku “ itu hal terakhir yg ia katakaan sebelum Rio pergi. Itu janji Rio pada gadis kecl itu.

**********


“ Sedang memikirkan apa ?” Suara Shila mengagetkan Rio. Entah sejak kapan gadis itu telah duduk di sampingnya. Rio tersenyum, gadis itu pun membalas tersenyum.
“ Sudah sore kenapa belum pulang ? “ Tanya Rio
“ Aku membantu Gabriel piket. Hari ini teman piketnya sakit kasihan kan kalau dia piket sendirian. “ Shila memang teman yang baik dan perhatian. Semua siswa di sekolah menyukainya benar – benar teman yang menyenangkan. Teman 1 klub sepak bola Rio juga iri. Beruntung sekali Rio bisa dapat gadis sebaik Shila begitu kata mereka
“ Rio juga belum pulang aku pikir kau menungguku tapi sepertinya tidak ya ?” Shila tersenyum menggoda Rio wajah Rio berubah merah, ia memang tidak bermaksud menunggu Shila. Ia melamun memikirkan gadis kecil yg entah mimpi atau nyata itu, sampai tak sadar waktu sudah sangat sore.
“ Tidak terasa sudah masuk musim  pertandingan pasti nanti latihan nya mjd lebih berat Rio harus berjuang ya “ Shila menyemangati Rio.
“ Tapi aku tidak khawatir kan ada Shila yg selalu menyemangati ku “ Shila tersipu mendengar kata kata Rio
“ untuk selanjutnya mohon bantuannya “ Rio membungkukkan badannya. Shila tertawa teringat pertama kali bertemu Rio ia juga membungkukan badan seperti itu.
“ Akhir2 ini Rio jd pendiam aku juga sering melihat Rio sedang melamun, Alvin dan 1 teman klub lain juga bilang kau kurang konsentrasi dlm latihan mereka khawatir sampai minta bantuan ku utk menanyakan apa yang terjadi “ Shila melirik dengan pandangan menyelidik. Seketika Rio terdiam, apakah aku harus bercerita tentang mimpi  itu pada Shila atau tidak?tanya rio dalam hati.
“ Jangan di paksakan untuk bercerita, aku dan yang lainnya hanya ingin memastikan kau baik-baik saja” Shila tersenyum lalu berdiri.
“ Ayo pulang kau tak ingin terlambat untuk makan malam kan?” Mereka berjalan beriringan.Shila tau betul ada sesuatu yang disembunyikan rio darinya,tapi apa?pasti bukan hal kecil, sesuatu yang serius sampai mengganggu konsentrasinya pada sepak bola salah satu hal yang ia cintai di dunia ini. Tanpa sadar shila menghela nafas panjang.
“Ada apa?” Tanya rio
“Bukan apa-apa, hanya lelah saja” Rio membelai kepala shila dengan lembut & shila pun tersenyum. Apapun yang Rio sembunyikan sekarang semoga tidak akan merubah perasaannya padaku,harap shila dalam hati.
***********

“Bbbrrrruuggghhhh” cakka menendang loker miliknya. Berharap kemarahannya sedikit berkurang. Sedang Alvin dan anggota tim sepak bola yang lain hanya tunduk terdiam. Kekalahan memang menyakitkan terlebih di detik – detik terakhir saat kemenangan sudah nampak jelas.
“Puas lo sekarang?”Bentak cakka pada rio. Rio tertunduk, kekalahan ini memang salahnya ia gagal memanfaatkan umpan yang diberikan Alvin padanya.
“Gue minta maaf sama lo semua”ujar rio. Tapi permintaan maafnya hanya membuat cakka tambah kesal.
“Makanya fokus latihan jangan Cuma pacaran yang lo urusin” Seketika mata rio terbelalak mendengar kata kata cakka barusan. Ia sadar betul akan keslahan yang ia perbuat tapi kata cakka barusan sudah keterlaluan.
“Eh cak jaga y omongan lo!!! Gue tau gue salah tapi jangan bawa2 shila dalam masalah ini donk!!”ujar rio sengit seraya mencengkram kerah seragm cakka. Cakka menepis kedua tangan rio dan hampir saja melayangkan tinjunya ke wajah rio. Untung saja dengan cepat Alvin melerai mereka berdua.
“Udah!!! Lo berdua apa-apan sih kita ini team, jangan berantem kayak anak kecil gitu ah” Alvin menasehati. Cakka yang masih kesal langsung mengambil tas dan meninggalkan ruang ganti. Di pintu keluar dia berpapasan dengan shila. Shila tersenyum dan menyapanya tapi cakka membuang muka dan pergi begitu saja. Sepertinya suasana lagi ga bagus, tebak shila dalam hati. Ia pun agak ragu untuk masuk ke dalam terlebih karena tadi ia tak sempat menyaksikan pertandingan, hanya mendapat kabar team rio kalah. Makanya dari tempat les ia pun bergegas pergi ke sekolah.
“Dah ya yo jangan di ambil hati omongan nya cakka, lo tau kan ia orangnya gimana” Lintar coba menghibur.
“ya namanya juga permainan kalau gak kalah yang menang” irsyad dengan bijaksana
“thanks ya semua”rio berusaha tersenyum meski hatinya masih terasa kesal. Dengan langkah ragu – ragu akhirnya shila pun memutuskan untuk masuk ke ruangan.
“Hai shil!!”sapa Alvin yang menyadari kedatangan shila. Shila tersenyum menjawab sapaan Alvin.
“Ok deh kayaknya kita semua mesti pulang dan istirahat dirumah” Ujar ozy yang lainnya pun mengangguk. Mereka lalu beranjak pergi meninggalkan shila dan rio berdua. Shila kemudian duduk di samping rio, menyentuh bahunya mencoba menghiburnya. Rio tersenyum mencoba menutupi perasaannya.
“aku pengen sendiri dulu la” ujar rio lembut di sambut anggukan shila. Dengan berat hati shila pergi meninggalkan rio. Sebenarnya ia masih ingin menemani rio, meski tak banyak membantu paling tidak ia ingin ada disampingnya. Tapi mungkin rio butuh waktu untuk sendiri. Shila pun melangkahkan kakinya kea rah parkiran.
“shila!!” suara sivia membuat shila menoleh. Ia melihat sahabatnya itu berlari kearahnya.
“Rio mana?”tanya sivia
“Masih di ruang ganti, dia lagi butuh waktu untuk sendiri”shila tersenyum kecut di akhir kalimatnya.
“lo mau pulang bareng gue m Alvin?”
“ga usah gue pulang sendiri ja” shila lalu pergi meninggalkan sivia yang memandangnya dengan kasihan.
“Shila kok sendiri?”tanya Alvin yang tiba2 sudah ada di belakang sivia
“iiiihhhh Alvin ngagetin ja”sivia lalu mencubit lengan Alvin. Alvin meringis kesakitan.
“via kok sadis sich! Dah ga sayang lagi m Alvin” Alvin dengan wajah manja sambil mengusap usap lengan nya
“Abis Alvin ngagetin aku sich” sivia ikut mengelus lengan Alvin. Alvin malah senyum senyum senang.
“ya maaf deh Alvin salah” Alvin mengusap lembut kapala sivia.
“Eh tadi aku tanya ko shila pulang sendiri?”
“tau tuch rio katanya butuh waktu buat sendiri jadinya shila pulang sendiri deh mang lagi ada masalah berat di klub ya?”
“biasalah lagi beda pendapat ja ma cakka”
“oh cakka….”sivia sambil senyum senyum
“kenapa vi? Ko nyebut nama cakka sambil senyum senyum gitu!!”Alvin melirik curiga + cemburu.
“ Iseng aja biar Alvin cemburu hehehe…” ledek sivia sambil berlari kabur
“ Viaaaaaaaaaa!!!!” Alvin gemas sambil berlari menyusul sivia.

************

Jam tangan rio sudah menunjukan pkl. 7.00, hampir tiga jam ia duduk di bangku taman itu seorang diri. Mencoba mengintropeksi kesalahan apa yang telah ia perbuat. Nilai pelajarannya yang turun, kekalahan tim basketnya juga pertengkaran nya dengan cakka. Biasanya ia akan bercerita itu semua pada shilla tapi tidak kali ini. Cerita kali ini berbeda, alasan yang akan rio kemukakan pasti akan menyakiti hati gadis itu. Bagaimana jadinya hati shilla bila ia tau semua kekacauan ini terjadi karena gadis lain. Bahkan gadis yang belum jelas keberadaannya di dunia ini.
” hai... sedang apa?” sebuah suara membuyarkan lamunan rio. Seorang gadis telah berdiri di hadapannya wajahnya terlihat samar karena lampu taman malam itu agak redup. Ia bergerak duduk di sebelah rio. Barulah dengan jelas rio melihatnya, gadis yang manis bisiknya dalam hati. Sepertinya tak asing bagi rio, namun ia lupa dimana pernah mengenalnya.
”kenapa melamun?”tanyanya dengan senyum. Rio terhenyak belum pernah ia melihat senyum sepolos itu dari gadis manapun kecuali shilla.
”tidak apa – apa” jawab rio singkat. Sebenarnya ia masih ingin sendiri, tapi kalau dia mengusir gadis itu dia tidak tega.
“Aku zahra” ia mengulurkan tangan ke arah rio. Agak ragu untuk meraihnya tapi akhirnya rio sambut juga tangan itu.
“Rio” Tangan nya begitu mungil jelas ia lebih muda dari rio mungkin sekitar 1 – 2 tahun. Senyum nya begitu ceria. Siapapun pasti akan ikut tersenyum melihatnya.
“kau seorang atlit ya?” mata bening zahra melirik ke tas besar di samping rio.
”sepak bola” ujar rio
”benarkah? Aku suka sekali sepak bola dirumah aku sering menemani ayah ku nonton di rumah dulu.........” zahra pun bercerita panjang lebar tentang dirinya hobi makanan kesukaannya. Dan rio memperhatiaknnya sambil sesekali tersenyum. Gadis yang cerewet juga ceria. Suara nyaring dan tawa renyahnya memecah keheningan malam. Tanpa sadar rio sedikit melupakan masalahnya.
Zahra menghentikan ceritanya melirik ke arah jam tangan yang ia pakai
”ya tuhan sudah jam 10”serunya. Ah benarkah!!! rio ikut ikutan melihat jam tangannya. Waktu berjalan lebih cepat dari biasanya benar begitu ataukah memang terlalu asyik berada di samping Zahra?Mungkin keduanya. Zahra lalu pamit pulang. Apa yang harus kulakukan?apa ku tanya saja no hp nya?tapi....batin rio.
”kau tau rio?” zahra menghentikan langkahnya dan berbalik memandang rio
” Sahabat itu yang mengisi kekurangan mu bukan kekosonganmu...”zahra tersenyum di akhir kalimatnya dan berlalu pergi.
”Zahraaaa!!!”teriak rio. Gadis itu menoleh.
“aku akan berada di taman ini pada saat yang sama”zahra seolah olah tau apa yang akan di katakan oleh rio.
“Zahra”rio tersenyum dan beranjak pulang.
****************
Rio melangkahkan kakinya masuk ke lapangan hijau agak ragu ia menghampiri sosok yang sedang berlatih menendang. Sudah seminggu berlalu, apa cakka masih marah pikirnya. Cakka menghentikan gerakannya menyadari keberadaan rio. Ia menoleh sekilas lalu kembali memusatkan perhatian pada gawang di hadapannya.
“Cakka!” gerakan cakka terhenti, melirik ke arah rio dengan dingin.
“kenapa?” tanya cakka tak kalah dingin dari pandangannya.
“aku minta maaf” rio mengulurkan tangan, cakka hanya melihatnya tak bergeming. Sesaat kemudian cakka tersenyum di raih nya tangan rio dan di peluknya rio.
“gue kali yang harusnya minta maaf, gue dah keterlaluan sama lo”
Tiba – tiba terdengar suara riuh tepuk tangan, alvin ozy ray dan temen klub sepak bola lainnya muncul dari pintu masuk lapangan.
”gitu donk ini baru namanya team” ujar alvin disambut senyuman rio dan cakka.
”lo semua sengaja ngelakuin ini semua” tanya cakka
”ya iyalah lagian lo berdua marahan lama banget kayak orang pacaran aja”ledek ray disusul jitakan cakka di kepalanya.
”oh ya!gue juga harus minta maaf sama shilla”ujar cakka
”shilla?”tanya alvin heran
”iya kemaren pas gue marah kan secara gak langsung gue nyalahin dia padahal ia gak tau apa apa gue juga nyuekin dia pas dia negur gue di depan ruang ganti”
”oooooooooohh”ujar alvin & yang lain kompak.
”ya udah kita ke kelasnya aja sekarang”ajak rio
”shilla kan ga masuk dah 3 hari ini dia sakit”lintar yang sekelas dengan shilla memberitahu
”payah lu yo masa pacar sendiri sakit lo ga tau”ozy menambahkan
Seketika rio teringat bahwa 1 minggu ini dia memang belum menghubungi shilla, ia terlalu asyik dengan seorang baru dalam hidupnya zahra.
*********
”Shilla” panggil seseorang, shilla menoleh ke arah pintu kamarnya. Ia tersenyum saat gabriel muncul dari balik pintu itu. Gabriel menghampiri tempat tidur shilla dan duduk di penggirannya. Ia meraih kening shilla
”syukurlah demam mu sudah turun” gabriel berlagak seperti dokter yang memeriksa pasiennya
”sudah ku bilang aku baik baik saja”shilla menepis tangan gabriel dengan lembut
”orang sakit selalu mengatakan diri mereka baik baik saja”gabriel coba berfilosofi tapi malah disambut cibiran shilla. Sebua buku diary kecil pun mendarat di kepala gabriel
”awww sakit shilla!!”shilla hanya tertawa melihat gabriel mengusap usap kepalanya.
”sekarang aku percaya kau sudah sembuh”sindir gabriel.
Tak banyak yang tau bahwa shila dan iyel (nama panggilan kesayangan shilla untuk gabriel) bersahabat tak terkecuali sivia dan rio. ada alasan kuat kenapa shilla tak bercerita hal ini.
Sahabatnya itu mengalami trauma terhadap lingkungan ini dikarenakan latar belakang keluarganya yang bisa di bilang berantakan. Ortu nya bercerai, ayahnya pergi dan karena stress ibunya kini dirawat di rumah sakit jiwa. Di tambah lagi lingkungan yang selalu mengejeknya. Untung ia masih memiliki om dan tante yang baik. Karena itulah ia jadi sulit bersosialisasi dan terkesan menyendiri. Ia selalu berpikiran negatif dan ketakutan terhadap orang. Shilla pun harus berusaha keras pada awal persahabatan mereka. Shilla tak ingin mengecewakan iyel, makanya ia pun setuju saat iyel memintanya menyembunyikan persahabatan mereka.
”meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan.....”
”iyeeel” panggil shilla iyel menghentikan senandungnya. Bertanya dengan wajah heran.
”kenapa? Bukankah itu lagu favorit mu” shilla hanya tersenyum tipis. Ya itu lagu yang pernah rio nyanyikan untuknya. Tapi sudah seminggu ini tak ada kabar dari rio. Shilla ingin sekali menghubunginya duluan tapi ia takut mengganggu rio. Bukankah ia berjanji pada dirinya sendiri untuk memberi ruang dan waktu untuk rio menyendiri, tapi ini terlalu lama.
”kangen sama rio ya?”tebak iyel shilla menggeleng
”aku suka lagu itu tapi aku tidak suka suara mu perutku sakit”shilla mengelak ia berakting meringis sambil memegang perutnya.
”kau ini....!!!!” gabriel berjalan ke arah shilla dan mengelitiknya. Mereka lalu tertawa bersama. Rio yang baru menaiki tangga mempercepat langkahnya ketika mendengar suara tawa dari kamar shilla....
****************

Tok...tok..tok.. ketukan pintu menghentikan tawa iyel dan shilla. Iyel bangkit lalu berjalan menuju pintu. Dan alangkah terkejutnya ia melihat siapa yang datang. Sama terkejutnya dengan rio, tadi di bawah ia sempat mendengar cerita pembantu shilla tentang iyel teman shilla yang selama 3 hari ini menjaga shilla. Tapi ia benar tak menyangka bahwa orang itu adalah gabriel. Teman sekelas shilla yang terkenal pendiam dan misterius.
”ri..rio?!” iyel tergagap. Rio hanya mengangguk dengan tatapan menyelidik ke arah iyel. Ia pun menyelonong masuk tanpa mempedulikan iyel yang masih terpaku di depan pintu.
”rio !”seru shilla. Sama seperti iyel ia pun agak terkejut, tak menyangka rio akan datang.
” ko ga bilang dulu mau kesini?”tanya shilla
Bilang dulu?kenapa?supaya aku ga tau ada  gabriel disini, batin rio. Ia merasa kesal sekali melihat tingkah shilla yang berusaha menutupi kehadiran gabriel. Ada apa sebenarnya ini, tanya rio dalam hati.
”aku pulang dulu ya”gabriel pamit tiba-tiba.
”kemana geb?kok buru-buru”tanya rio dengan nada penekanan disana sini
”gue ada urusan”ujar iyel singkat. ”cepet sembuh ya shilla” shilla tersenyum, rio yang melihatnya tiba-tiba menjadi muak. Shilla tersenyum selembut itu pada cowok lain selain dirinya. Gabriel berlalu pergi, kini hanya tinggal rio dengan shilla.
”sejak kapan kamu akrab sama gabriel?”tanya rio dengan lembut tapi penuh kecurigaan. Shilla sadar pertanyaan rio tak cukup di jawab dengan keterangan waktu saja. Tapi ia tak mungkin menceritakan semua pada rio ia sudah berjanji pada gabriel dan takkan ia ingkari.
“waktu teman sekelas ku jenguk kemarin ia gak sempet ikut, kebetulan hari ini ia maen kerumah tantenya dekat sini jadi ia sekalian mampir” bohong shilla
Kenapa harus bohong sih shill?q tau semua...q tau gabriel tetangga rumah kamu q tau 3 hari ini dia nemenin kamu...bisik rio dlam hati.
“oh gitu”rio tersenyum agak di paksakan.
Aku harus cari tau apa yang sebenarnya terjadi antara shilla dan gabriel, tekad rio.
***************

“wwwoooooyyy!!!!” alvin mengagetkan rio yang sedang melamun. Rio masih belum menemukan cara untuk tau sebenarnya ada hub apa shilla dengan gabriel.
”kenapa lo?bengong kesambet baru tau rasa” canda alvin. Tapi rio hanya tersenyum tipis. Gak biasa nya rio seperti itu. Alvin pun ikut menjadi serius.
”kenapa sih yo?cerita donkz kita kan sahabat”bujuk alvin. Rio lalu menceritakan semua yang terjadi di rumah shilla. Alvin mendengarkan sambil manggut manggut.
”jadi maksud lo shilla ma gabriel....?”alvin tidak melanjutkan kata katanya tapi rio tau maksud alvin. Rio menggeleng lemah.
”tenang sob gue ma yang laen pasti bantuin lo” rio tak mengerti kata kata alvin tapi ia bersyukur mempunyai sahabat spt alvin. Mereka lalu kembali ke kelas. Pada jam pulang.
”lo duluan ya yo gue ada urusan” alvin sambil berlalu pergi. Paling pacaran sama sivia, tebak rio.
Lalu rio pun berjalan ke arah kelas shilla. Tapi kelas itu sudah kosong. Saat ia hendak berbalik ia bertabrakan dengan sivia.
”kalau jalan lihat2 dunk”teriak sivia
”ya vi maaf gue ga tau lo muncul tiba tiba” ujar rio. Loh ko sivia sendirian bukannya ia pulang ma alvin ya,tanya rio dalam hati.
”lagian lo kenapa si jalan kayak di uber2 setan gitu”tanya rio
”gue lagi ngikutin alvin tadi ia ma cakka ke belakang sekolah gak lama nyusul ozy ma gabriel tampangnya pada tegang banget gue takut aja mereka ngapa-ngapa in”
Gabriel?ada urusan apa alvin ma dia?jangan jangan maksud kata katanya tadi....,belum selesai rio berpikir tubuhnya sudah reflek bergerak menuju belakang sekolah
”riooo tunggu gue”teriak sivia
Sesampai nya di belakang sekolah rio melihat alvin mencengkram kerah seragam gabrielbersiap memukulnya sementara ozy dan cakka memegangi bahu gabriel
“alvin!!!!!!”teriak rio alvin pun buru buru melepas kan gabriel
“lo apa apaan si?”bentak rio alvin tertunduk
“gue cuma mau bantuin lo”
“tapi ga gini caranya”bentak rio
“bilang yo sama teman teman lo kalau ga tau masalahnya ga usah ikut campur pake maen kasar segala” alvin yang mendengar kata kata gabriel sontak emosi dan bogem mentah pun mendarat di wajah gabriel. Gabriel jatuh tersungkur darah segar keluar dari ujung bibirnya. Rio yang melihat kejadian itu langsung membantu gabriel berdiri namun tangannya di tepis. Gantian cakka yang emosi ia mencengkram kerah baju gabriel.
“gue peringatin sama lo, jangan sok jadi orang!, gue ga kan tinggal diam kalo lo nyakitin sohib gue”bentak cakka matanya melotot seolah olah akan menelan gabriel hidup hidup. Sivia yang melihat dari kejauhan hanya berdoa semua ini cepat selesai.
“Rio” panggil seseorang, entah sejak kapan tiba tiba shilla sudah ada di dekat sivia. Mukanya terlihat shock ia menatap nanar ke arah rio.
“shilla” rio kikuk entah dengan cara apa ia bisa menjelaskan semua kekacauan ini pada shilla.
Shilla berjalan mendekati gabriel membantunya berdiri. Sedang rio dan yang lainnya hanya terdiam. Shilla memapah gabriel hendak meninggalkan tempat itu. Namun baru beberapa langkah...
”shilla”rio memanggilnya. ”aku bisa jelasin......”belum selesai kalimat rio tiba tiba plaakkkk!!! Sebuah tamparan mendarat di pipinya. Semua tak menyangka hampir tak percaya shilla melakukan hal itu. Rio mengelus pipinya, sakit....tapi hatinya lebih sakit shilla mengetahui shilla lebih membela cowok lain tanpa mau mendengar penjelasannya dulu.
”aku ga pernah nyangka kamu bisa se childish ini yo”ujar shilla dingin ia pun pergi tanpa mempedulikan rio yang masih tertunduk lemah.
***************

Malamnya shilla mengobati luka iyel, dengan hati yang tak karuan ia dengan lembut membersihakn luka sahabatnya itu. Ia sangat menyesali hal yang telah ia lakukan pada rio. Ia sadar telah sangat melukai cowok yang sangat ia sayangi itu. Tapi ia juga menyayangi iyel ia tak ingin sahabatnya itu terluka untuk kesekian kalinya. Shilla menarik nafas panjang menahan agar air matanya tidak jatuh. Ia merasa sesuatu yang lembut menyentuhnya, tangan iyel menyentuh pipinya. Iyel tersenyum, ingin mengartikan bahwa ia baik baik saja. Shilla coba membalas tapi air matanya lebih cepat senyumannya. Gabriel menghapus air mata itu menggenggam erat tangan shilla. Berharap bisa memberi kekuatan pada gadis itu, tapi mungkin lebih baik shilla menangis agar perasaannya sedikit lega. Gabriel memeluk shilla dengan erat berusaha meredakan tangisnya. Di kejauhan rio menyaksikan pemandangan itu dengan hati makin tersayat. Kecewa, menyesal dan benci menjadi satu dalam dirinya. Tadinya ia datang untuk menjelaskan semua tapi urung ia lakukan. Bagaimana bisa ia bicara setelah di suguhkan pemandangan spt itu .
”kenapa harus kayak gini caranya shil?kenapa harus sekarang?saat aku benar benar sayang sama kamu. Kamu malah milih orang lain?dan ngehianatin aku”gumam rio sendiri. Rio melangkah gontai mungkin ia bisa mati bila lama lama berdiri menyaksikan adegan itu. Ia ingin sekali berteriak memaki seseorang atau apapun agar kekesalannya berkurang. Tanpa sadar ia pun sampai di taman dekat rumahnya. Berharap menemukan ketenangan disana atau tepatnya menemukan zahra. Dan benar gadis itu pun yang dlihatnya, sedang berdiri tersenyum ke arahnya. Rio menghampiri zahra, memeluknya dengan erat. Zahra hanya terpaku tanpa banyak berkata ia mengerti rio sedang gundah. Makanya ia biarkan rio memeluknya. Saat rio tenang nanti baru ia akan tanya apa yang terjadi.
”apa yang akan kamu lakukan kalau orang yang kamu sayang mengkhianati kamu?”tanya rio
Zahra tersenyum, rio memandangnya dengan heran.
”pernah terpikir kalau ia berkhianat karena kita yg duluan berkhianat?” zahra balik bertanya
Rio mencoba mencerna pertanyaan zahra, mengkhianati duluan?apa ini tentang ia dan zahra. Bukankah ia juga menyembunyikan zahra dari shilla sama spt shilla menyembunyikan gabriel?tapi ia dan zahra hanya berteman tak lebih tapi ia sempat melupakan shilla saat bersama zahra bahkan sampai ia tak tau shilla sakit karena terlalu asyik dengan zahra. Apa ini juga di sebut pengkhianatan?
”jangan terlalu memikirkan pertanyaan ku!besok ikut aku ya!”
”kemana?”
”besok juga kamu tau!”
*******
Rio terbangun dari tidurnya kepalanya terasa pusing. Terang saja ia baru tidur sekitar 30 menit lalu semalaman ia terus memikirkan maksud pertanyaan zahra juga semua kejadian yang terjadi akhir akhir ini. Mungkin ia terlalu beprikiran negatif terhadap hub shilla dan gabriel bisa saja mereka berdua hanya bersahabat seperti ia dan zahra. Kemudian ia teringat hari ini ada janji dengan zahra. Ia berjalan ke arah kamar mandi sampai ponselnya berbunyi. Lihat melihat layar yang tertera Alvin ganteng calling. Ia tersenyum alvin sendiri yang menulis kontak nya spt itu.
Rio : halo vin!
Alv : halo yo dah bangun loh?
Rio : baru aja, kenapa?
Alv : gimana keadaan lo gue khawatir nih?
Rio : gue dah baikan ko
Alv : gue sama via mau kerumah shilla mau minta maaf sekalian ngejelasin kejadian kemarin lo mau ikut?.
Rio diam sejenak dia memang ada rencana pergi kerumah shilla tapi tidak hari ini perasaannya masih kacau. Ia butuh waktu sejenak lagi, lagipula hari ini ia sudah janji dengan zahra.
Rio : ga deh vin lo aja gue da janji hari ini.
Alv : ya udah kalo gitu
Alvin mengakhiri teleponnya.
”gimana?”tanya sivia yang tadi duduk di samping alvin dengan harap harap cemas. Alvin menggeleng.
”ada urusan lain katanya” lalu alvin dan sivia pun bergegas pergi kerumah shilla. Sesampainya disana.
”kenapa alv?”tanya sivia pada alvin yang berjalan di belakangnya
”yakin shilla bakal maafin aku vi?”tanya alvin ragu ragu. Sivia tersenyum, meraih tangan alvin menggenggamnya untuk meyakinkannya.
”aku tau gimana sifat shilla, bahkan jauh sebelum kita kesini dia pasti dah maafin kamu”
Sivia menekan bel rumah shilla, shilla yang kebetulan ada di ruang tv dekat ruang tamu berlari ke arah pintu.
”sivia alvin”sapanya. Sivia tersenyum sementara alvin hanya menunduk. Shilla mempersilahkan keduanya masuk. 30 menit berlalu mereka bertiga hanya terdiam tak ada yang berani memulai pembicaraan.
”jadi siapa yang menang?’tanya shilla tiba tiba. Alvin dan sivia saling berpandangan sama sama tak mengerti maksud shilla.
”maksud loh apa?”tanya alvin polos
”aku pikir kita sedang lomba lama lamaan ga bicara, dah 30 menit loh masa gak ada yang menang?”shilla asal. Mau tak mau alvin tersenyum mendengar kata kata shilla walaupun garing setidaknya bisa mengurangi kegugupan dirinya.
”gue mau minta maaf shill soal kejadian kemarin.....”alvin pun bercerita semua nya....
************
Rio berjalan menelusuri koridor yang sepi, sambil sesekali menoleh ke arah zahra yang berjalan disampingnya. Dan untuk kesekian kalinya zahra tersenyum membalas tatapan rio yang penuh tanda tanya. Buat apa zahra mengajaknya kerumah sakit?itu pertanyaan yang sedari tadi lalu lalang di benak rio dan masih banyak pertanyaan lainnya.
”aku akan mengajak mu bertemu seseorang”
”siapa?”tanya rio
”seseorang yang telah mengajari ku banyak hal”
rio melihat perubahan ekspresi zahra ketika ia mengucapkan kata seseorang. Ekspresi yang sama yang pernah ia lihat dari shilla saat ia menyatakan cinta. Sampai di ujung koridor mereka berbelok ke arah kanan. ”BAGIAN KEJIWAAN” itu yang di baca rio di sebuah papan penunjuk. Apa sebenarnya yang mau zahra tunjukan?rio semakin tak mengerti. Rio berjalan terus mengikuti zahra sampai langkahnya berhenti di sebuah taman.
”tunggu disini ya yo” zahra berjalan ke tengah taman menghampiri seorang laki laki dan perempuan yang sedang duduk di salah satu bangku taman itu. Rio tak bisa melihat siapa yang di hampiri zahra karena kedua orang tsb membelakanginya. Laki laki itu pun berdiri dan membalik badan.
”gabriel”seru rio, agak nya gabriel pun sama terkejutnya dengan rio. Tapi ia tetap tenang berjalan bersama zahra dan menghampiri rio.
“iyel ini rio yang sering ku ceritakan itu”ujar zahra. Gabriel tersenyum mengulurkan tangannya pada rio. Dengan ragu rio menyambut tangan itu.
“bisa bawa ibu balik ke kamar?udah waktunya ia istirahat”gabriel pada zahra. Gadis itu pun mengangguk dan berjalan kembali kearah bangku taman mengajak berdiri seorang wanita yang tadi duduk dg gabriel. Mereka pergi menuju salah satu kamar di depan taman.
“dia nyokap gue”gabriel seperti tau yang rio pikirkan. Tapi ia butuh lebih banyak penjelasan akan banyak hal. Gabriel mengajak rio berkeliling taman kecil itu.
“zahra cerita banyak tentang lo tapi gue ga pernah nyangka kalau ri o yang dimaksud adalah mario stevano idola cewek2 di skolah, dan pacar dari sahabat gue” rio tersenyum mendengarnya tunggu!sahabat?itu berarti shilla?
“shilla itu cewek paling baik yang pernah gue kenal pastinya sebelum zahra...”gabriel tertawa rio juga iku ikutan.
“ia satu satunya orang yang datang merangkul gue disaat yang lain sibuk mencemooh gue”wajah gabriel seketika berubah sedih dan rio semakin tak sabar mendengar cerita rio.
“gue kenal shilla saat umur gue 8 tahun waktu itu kita kelas 4 sd saat itu adl saat terberat dalam hidup gue ortu gue cerai bokap gue kabur dan nyokap gue...yah spt yang lo liat sekarang”
gabriel menarik nafas panjang, melanjutkan cerita.
“waktu itu gue hampir mau bunuh diri loncat dari gedung lantai 6 sekolah gue saat itu shilla datang ia ngulurin tangannya dan bilang semua akan baik baik saja dan entah kenapa gue percaya bahkan sampai detik ini”
“kenapa mesti di sembunyikan kalau Cuma persahabatan?”tanya rio
”karena gue pengecut gue takut lo dan semua anak di sekolah ga bisa nerima gue lagian sapa sih yang mau berteman sama anak broken home yang ibunya di rawat di rumah sakit jiwa” gabriel tersenyum kecut di akhir kalimatnya.
”lo pikir kita semua sepicik itu?buat gue lo itu gabriel stevent damanik cowok dewasa yang jago banget ngegitar dan juara KIR smu se nasional ga lebih!!”
”lo bedua tu mang jodoh ya?”
“maksud lo?”
“kata kata lo persis banget sama yang pernah shilla bilang ke gue” Rio  nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“satu pertanyaan lagi buat loh?”
”pernah?” rio heran bagaimana gabriel tau apa yg ingin dia tanyakan. Ya rio ingin tanya apa iyel pernah suka sama shilla.
”bahkan berulang kali dan berulang kali juga gue ga bisa bilang ke dia perasaan gue sebenarnya, sampai suatu hari...”iyel menggantungkan ceritanya membuat rio penasaran.
”untuk pertama kalinya dia senyum selembut itu waktu ngelihat seorang cowok saat itu juga gue sadar kalau shilla dah jatuh cinta dan gue akuin cowok itu mang pantas buat shilla”
 jadi shilla pernah jatuh cinta sama cowok lain pikir rio. Ia jadi penasaran dengan cowok itu.
”lo mau tau ia siapa?” rio mengangguk lemah ia ingin tau tapi tak ingin dengar siapa namanya.
”mario stevano aditya haling, loh dodol” ujar gabriel di susul toyoran di kepala rio. Rio jadi cengar cengir tak karuan. Lalu memeluk gabriel.
“idih najis gue!!! lepasin ga yo”teriak gabriel mereka lalu tertawa
“seru banget kayaknya”ujar zahra yang baru datang.
“kok kesini ibu sama sapa?”tanya gabriel
”ada shilla ma 2 temennya, tadi mereka ngelihat kalian berdua lagi ngobrol serius makanya mereka langsung ke kamar ibu aja”jelas zahra.
Tak lama shilla alvin dan sivia pun datang.
”maafin gue ya yel”ujar alvin
“ga pa pa ini Cuma salah paham aja kok ya kan yo?” gabriel melirik kearah rio yang tersenyum.
“jadi semua dah clear kan”tanya sivia
”udah donk”ujar iyel sambil merangkul rio dan alvin
”ada yang belum?”ujar zahra melirik ke arah rio dan shilla. Yang lainnya pun mengerti dan meninggalkan mereka berdua.
”maafin rio ya shill”rio menggenggam tangan shilla. Shilla balas genggaman itu kangen juga rasanya. Shilla tersenyum lembut. Apa seperti ini senyum shilla yang gabriel maksud?mungkin saja tapi shilla memang terlihat cantik sekali batin rio.
”kenapa melamun?” tanya shilla
Rio berdiri mengulurkan tangan nya pada shilla dan membungkukan badannya.
”maukah kau berdansa dengan ku?”ujarnya seperti pangeran dalam dongeng. Shilla menyambut tangan itu.
Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku


Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Rio menyenandungkan lagu itu dengan lembut dan penuh perasaan. Pandangannya tak pernah lepas dari mata shilla.
Kau tak akan terganti....
Ri o mengakhiri lagunya dan memeluk erat shilla.

Aku hampir saja kehilangan mu tapi mulai detik ini aku berjanji takkan pernah meninggalkan mu atau membiarkan kau pergi janji rio dalam hati.

Sahabat mereka yang memandang dari jauh hanya ikut tersenyum. Tanpa sadar alvin ikut merangkul sivia. Begitu juga dengan iyel dan zahra.
”kamu gak minta boneka mu dari rio?”tanya gabriel pada zahra
”ada kenangan yang lebih baik hanya mjd kenangan”zahra tersenyum di akhir kalimatnya ia semakin mempererat pelukannya pada gabriel.
”yah kau benar” ujar gabriel di akhiri dengan kecupan lembut di kening zahra. 

Komentar

Postingan Populer