MAKALAH TEORI GESTALT


http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQjJo-REUVle7A7i-IS_peZhDlX0WUtoM33dVmYzwRsu9Orq8dCUg

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Konseling
Dosen pengampu ;
Moh. Syahrir, M.Si








 

 

 

 

 

Oleh:

Imam Pujianto
Miftahul Jannah
Nihayatus Sa’adah

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUL ULUM
JOMBANG
2012

                             KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan hidayah-Nya kepada kita sehingga semangat menggali ilmu tidak pernah padam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjunga kita Rasulullah SAW,keluarga,para sahabat,dan segenap pengikut beliau.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat mengembangkan krearifitas mahasiswa dalam berfikir tentang diskriminasi dan makna Gender serta kesetaraan Gender dalam masyarakat.
“Tak Ada Gading Yang Tak Retak” kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari pembaca dan dosen pembimbing demi kemajuan makalah ini.


                                                                                                                          Sidoarjo, 03 maret 2013


                                                                                                                                        Penyusun







 

 

 

 

 

 

 

 

                                       DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL     ………………………………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR     ……………………………………………………………………………………………..…..2
DAFTAR ISI         ……………………………………………………………………………………………..…..3
BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar belakang……………………………………………………………………….…….4
B.    Rumusan Masalah………………………………………………………………………….4
C.    Tujuan……………………………………………………………..………………….…….5
BAB II PEMBAHASA

A.    Makna Teori Gestalt……………………………………………………………………6

B.     Tujuan Pendekatan Teori Gestalt………………………………………………………..7

C.     Macam-macam Teknik Teori Gestalt……………………………………………………8

D.    Penerapan Terapi Individu Dan Kelompok…………………………………………….9

E.     Kelebihan Dan Kelemahan Teori Gestalt ………………………………………………10

BAB III KESIMPULAN
A.    Penutup…………………………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….. 12






                                                                                              


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Psikoterapi Gestalt menitikberatkan pada semua yang timbul pada saat ini. Pendekatan ini tidak memperhatikan masa lampau dan juga tidak memperhatikan yang akan datang. Jadi pendekatan Gestalt lebih menekankan pada proses yang ada selama terapi berlangsung.
Dalam buku Geralt Corey menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, urusan yang tak terselesaikan, penghindaran,dan menyadari saat sekarang.
Bagi Perls, tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lalu telah pergi dan masa depan belum terjadi,maka saat sekaranglah yang terpenting. Guna membantu klien untk membuat kontak dengan saat sekarang, terapis lebih suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan ”apa” dan “bagaimana” ketimbang “mengapa”, karena pertanyaan mengapa dapat mengarah pada pemikiran yang tak berkesudahan tentang masa lampau yang hanya akan membangkitkan penolakan terhadap saat sekarang.
Konsep dasar pendekatan Gestalt adalah Kesadaran, dan sasaran utama Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Menurut buku M.A Subandi (psikoterapi, hal. 96) kesadaran meliputi:
  1. Kesadaran akan efektif apabila didasarkan pada dan disemangati oleh kebutuhan yang ada saat ini yang dirasakan oleh individu
  2. Kesadaran tidak komplit tanpa pengertian langsung tentang kenyataan suatu situasi dan bagaimana seseorang berada di dalam situasi tersebut.
  3. Kesadaran itu selalu ada di sini-dan-saat ini. Kesadaran adalah hasil penginderaan, bukan sesuatu yang mustahil terjadi.
Dalam buku Geralt Corey (1995), dalam terapi Gestalt terdapat juga konsep tentang urusan yang tak terselesaikan, yaitu mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, sakit hati, kecemasan rasa diabaikan dan sebagainya. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan dan fantasi tertentu. Karena tidak terungkap dalam kesadaran, perasaan itu tetap tinggal dan dibawa kepada kehidupan sekarang yang menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain. Dengan ini, di harapkan klien akan dibawa kesadarannya dimasa sekarang dengan mencoba menyuruhnya kembali kemasa lalu dan kemudian klien disuruh untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya saat lalu sehingga perasaan yang tak terselesaikan dulu bisa dihadapi saat ini.

B.      Rumusan Masalah

1.      Apa Makna teori gestalt?
2.      Apa tujuan pendekatan teori gestalt?
3.      Sebutkan macam-macam tehnik teori gestalt?
4.      Bagaimana penerapan terapi individu dan kelompok?
5.      Apa kelebihan dan kelemahan teori gestalt?


C.      Tujuan
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.













BAB II
PEMBAHASAN
A.      Makna teori gestalt
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.

Penggunaan

Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa lainnya, karena banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:
  1. Kedekatan posisi (proximity)
  2. Kesamaan bentuk (similiarity)
  3. Penutupan bentuk
  4. Kesinambungan pola (continuity)
  5. Kesamaan arah gerak (common fate)
Faktor inilah yang menyebabkan kita sering bisa merasakan keteraturan dari pola-pola yang sebenarnya acak. Misalnya saat seseorang melihat awan, dia dengan mudah bisa menemukan bentuk muka seseorang. Hal ini disebut pragnan.
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/6/6b/Gestaltproximity.png/120px-Gestaltproximity.png
Teori kedekatan: Kotak akan dikelompokkan menjadi 3, A-B, C-D dan E
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/c/ce/Gestaltsimiliarity.png/120px-Gestaltsimiliarity.png
Teori kemiripan:Lingkaran akan dikelompokkan terpisah dari kotak
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/e/e7/Gestalttutup.png/120px-Gestalttutup.png
Teori penutupan:Walaupun semu, kotak akan dibentuk dengan menutup garis
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/7/70/Gestaltpola.png/120px-Gestaltpola.png
Teori continuity: Lingkaran akan membentuk pola garis diagonal walaupun sebenarnya tersusun acakterputus.

B.      Tujuan pendekatan teori gestalt
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
Individu yang bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, melainkan baru memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya. Melalui konseling konselor membantu klien agar potensi yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal.
Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt adalah sebagai berikut.
  • Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas.
  • Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
  • Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.

C.      Macam – macam teknik teori gestalt
Teknik dalam Pendekatan Gestalt
Dalam ringkasan Gudnanto (Pendekatan Konseling, 2012), prinsip kerja teknik konseling Gestalt  yaitu:
  1. Penekanan tanggung jawab klien. Konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
  2. Orientasi sekarang dan saat ini. Konselor tidak membangun kembali (mengulang) masalalu atau motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang. Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang
  3. Orientasi kesadaran. Konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya.
Dalam buku Gerald Corey tahun 1995. Teknik-teknik yang biasanya dipakai yaitu:
  • Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan yaitu, kecenderungan top dog (adil, menuntut, dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban, bersikap tidak berdaya, membela diri, dan tak berkuasa). Disini ada permainan kursi kosong, yaitu klien diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog maupun under dog sehingga klien dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut pandang dari keduanya.
  • Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta klien memainkan peran yang bertentangan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya.
  • Bermain Proyeksi
Memantulkan pada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya.
  • Tetap dengan Perasaan
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya. Terapi mendesak klien untuk tetap atau  menahan perasaan yang ia ingin hindari itu.

D.      Penerapan atau Aplikasi Pendekatan Gesatalt
Penerapan dalam Terapi Individu dan Kelompok
Terapi Gestalt bisa diterapkan dengan berbagai cara, baik dalam setting individual maupun setting kelompok
Setting Individu, menurut ringkasan Gudnanto (Pendekatan Konseling, 2012)
Sebagai contoh, klien adalah seorang ibu yang terlalu keras mendidik anak perempuannya yang berusia 13 tahun. Aturan keras dari ibu membuat anak merasa ketakutan, cemas dan trauma bahakan beberapa hari tidak pulang kerumah yang tanpa sepengetahuan ibunya ternyata anaknya menginap di rumah nenek. Suaminya yang merasa kecewa dan kewalahan terhadap sikap
istrinya yang keras itu akhirnya meminta cerai. Latar bekang yang membuat istrinya keras seperti itu adalah didikan dari orang tua sang istri yang terlalu keras dari kecil sampai remaja. Istri sebenarnya merasa “sakit hati” dengan perlakuan itu dan sangant dendam. Dan didikan keras itulah yang diteruskannya kepada putrinya.
Dalam kasus seperti ini, konselor dapat menerapkan teknik permainan dialog yang didalamnya ada teknik kursi kosong. Klien disuruh untuk berperan sebagai under dog yang menjadi korban. Klien di arahkan untuk menjadi sadar akan perbuatannya saat ini bahwa sikapnya yang keras itu hanya sebagai ungkapan balas dendam yang di teruskan kepada putrinya. Selain itu, klien bisa disuruh untuk melakukan permainan ulangan. Mengulang kembali apa yang dialaminya dulu atas sikap kasar orang tuanya dengan upaya meningkatkan kesadaran atas pengulangan tersebut.
Setting Kelompok, menurut M.A Subandi dalam bukunya (Psikoterapi)
Sebagai contoh, teknik bermain peran di dalam kelompok. Misalnya seseorang yang merasa khawatir akan apa yang di pikirkan orang lain terhadapnya, ia kemudian diminta untuk memerankan orang yang mungkin menilainya itu. Setelah ia memerankan orang yang danggapnya menilai dirinya, ia di minta untuk mengecek kembali pada orang iti. Tidak jarang terjadi bahwa apa yang dianggapnya itu tidak nyata. Semua itu hanya penilaian saja, padahal orang lain tidak menilainya seperti yang dianggapnya.Dalam setting kelompok seperti ini, biasanya anggota akan lebih cepat mengenali keyakinan yang kurang rasional yang selama ini belum pernah dicocokkannya dengan orang lain.

E.      Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Gestalt
Menurut ringkasan Gudnanto (Pendekatan Konseling, 2012) dan buku Gerald Corey (Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, 1995). Kelebihan dan Kelemahan pendekatan Gestalt adalah:
E.1. Kelebihan
  • Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
  • Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
  • Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.
  • Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran-penafsiran sendiri.
  • Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah klien.
E.2. Kelemahan
  • Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
  • Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
  • Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
  • Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
  • Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangaka yang layak agar tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.






BAB III
KESIMPULAN

Teori Belajar Gestalt berlaku untuk semua aspek pembelajaran manusia, meskipun berlaku paling langsung ke persepsi dan pemecahan masalah. Pekerjaan Gibson sangat dipengaruhi oleh teori Gestalt. Beberapa contoh dari teori gestalt dapat dilihat dari aplikasinya dalam pembelajaran.


















DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald.1995.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.Bandung: PT. Eresco
Gudnanto.2012.Pendekatan Konseling.UMK.FKIP
Subandi, M.A.Psikoterapi.Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM:Pustaka Pelajar
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-gestalt/ dikutip pada 11 Maret 2012.
http:// alifaprilia.blpgspot,com

Komentar

Postingan Populer