Unilateral love 5 (Cerpen Ovin)

Unilateral love 5 (Cerpen Ovin)

Kalau cakka baik seperti ini tidak ada yang merasa bahwa cakka suka pada orang itu, karna cakka memang seperti ini, selalu perhatian pada setiap orang yang sedang sedih

Malam sudah larut, para remaja pun keluar dari hutan

“wah vin kita yang pertama” kata oik, ketika ia sudah sampai di tenda“hebat” balas alvin

Alvin membuat api unggun, mereka duduk didepan api unggun itu

“yang lain koq belum pada datang sih” tanya oik
“tunggu aja bentar lagi” balas alvin
“hore! Kita yang pertama” seru rio. alvin Dan oik menoleh
“disini udah ada kita kale” celetuk alvin. Rio dan ify menatap mereka berdua
“Alvin?”
“Oik?”
“kalian?”
“aku sama oik kan satu tim”
“gk, bukan itu. Maksud kita. Kalian berdua menang”
“yah seperti yang kalian lihat” balas oik.
“kalian kompak banget sih” kata rio menepuk bahu alvin
“ide cakka gk sepenuhnya gila kan” bisik rio pada alvin. Alvin menatapnya sinis. Rio tersenyum
“rio benar juga. Didalam hutan tadi, aku gk pernah ada kesal-kesalnya sama cewe ini” batin alvin
“shil, cita-cita kamu apa” tanya cakka
“jadi penyanyi. Kamu”
“sama. Gimana kalau besar nanti kita duet, mengalahkan duetnya anang sama ashanti”
“ah ngaco kamu kka”
“eh gk. Gini yah shil, perumpamaannya, aku itu justin karna memang iya. Terus kamu itu selena. Nah kita duet deh, sebagai seorang pasangan”
“ah justin tuh gk ndut”
“selena juga gk bawel”
“cakka!” kesal shilla
“ih aku kenapa? Keren?”
“narsis”
“terserah! Kan emang gitu”
“au ah”
“selena juga gk suka ngambek”

Cakka berlari. shilla mengejarnya

“cakka rese banget sih. Jangan lari ntar aku jatuh”
“kalau kamu jatuh. Berdiri lagi. Masa’ mau tiduran di hutan” balas cakka lalu bersembunyi di balik pohon besar
“cakka…” panggil shilla
“cakka jangan sembunyi. Ini malam tau. Aku takut. Nanti kalau ada ular lagi gimana” lirih shilla
“DORR” cakka mengangetkan shilla
“CAKKA!!!!!” pekik shilla lalu memukuli cakka
“eh ampun shil” mohon cakka. Shilla lalu memeluknya. Cakka balas memeluk shilla
“huhu cakka jangan gitu lagi. Aku takut”
“iya maaf. Udah jangan nangis lagi”
“janji kamu selalu disamping aku”
“sebagai teman, aku mau”

Shilla mengangguk. Ia tersenyum

“aku mau kamu perhatian sama aku seperti kamu perhatian sama oik”
“maksud kamu?”
“aku mau jadi orang spesial di hati kamu”

Cakka melongo. Menatap shilla

“ok kali ini Sebagai sahabat aku! Mau?”
“sahabat juga gpp koq”

Shilla tersenyum puas. Dia mendapat pengakuan yang pasti dari cakka, orang yang selama ini dia puja, kagumi dan sayangi

“cakka-shilla” tanya rio dan gabriel yang melihat cakka tengah mengandeng tangan shilla. Alvin dan oik menoleh ke arah cakshil. Gk tau kenapa ada yang aneh dengan oik
“kenapa” tanya cakka lalu melepas shilla. Shilla duduk disamping sivia
“shilla kenapa” tanya gabriel balik
“oh tadi dia shock”
“shock”
“iya tadi habis nemu ular”
“terus sekarang shilla udah gpp”
“lihat aja sendiri. Mukanya masih pucat”
“hm… jadi siapa nih pemenangnya” tanya cakka
“alvin-oik” jawab rio
“wah selamat yah. Bentar aku ambil hadiahnya” kata cakka lalu masuk ke tendanya 1 menit kemudian dia keluar kembali dengan membawa kotak

Cakka menyerahkan kotak tersebut pada alvin

“nih buat kalian. Semoga selalu kompak” kata cakka

Alvin menerimanya lalu membuka kotak tersebut

“jam tangan?”
“iya biar kalian tambah kompak” balas cakka

Alvin mengambil jam tangan yang bertuliskan A dan oik yang bertuliskan O

“eh kebalik. Yang A ini milik oik. Yang O ini milik alvin” kata cakka lalu menukarnya
“udah direncanain” batin gabriel lalu menatap rio
“kamu yakin kalau ini semua rencana cakka” tanya gabriel. Rio hanya bisa mengangguk

Alvin Dan oik saling pandang lalu beralih menatap cakka. Cakka tersenyum

“koq bisa kebetulan gini yah, hm.. kayaknya kalian jodoh deh” kata cakka
“cakka!!!!” geram alvin nada suaranya tertahan tapi raut wajahnya kesal membuat cakka mengerti
“ok sekarang istirahat. Besok kita balik” perintah cakka lalu masuk ke tendanya.

Semua menuruti perintahnya.

Alvin, Rio, dan Gabriel masuk ke tenda.

“cakka apa semua ini udah kamu rencanakan” tanya ketiga sahabat cakka. Cakka menatap mereka satu persatu
“wah kalian kompak amat sih” kata cakka
“gk usah mengalihkan pembicaraan. Jawab aja” perintah gabriel
“ini bukan rencana aku koq. cuman kebetulan aja”
“what? Kebetulan? terus jam tangan itu koq bisa AO sih lambangnya” tanya rio
“lho koq jadi kalian yang sewot sih. Yang harusnya marah kan alvin. Koq kalian pada ikutan sih”
“cakka aku ama via juga mau menang kali” kata gabriel
“iya, cakka kita kan lagi menjalani hobby kita” sambung rio
“kalau menjalani hobby kenapa jadi sewot. Kan kita mau happy bukan mau dapet hadiahnya” balas cakka
“iya sih tapi…” kata rio terputus karna cakka memotongnya
“aduh! Udah deh kalau mau permasalahin ini basi tau gk”
“ok tapi awas yah kalau ketahuan ini semua rencana kamu”
“iya” balas cakka
“tapi cakka simbol di jam tangan ini tuh aneh. Koq bisa sih kebetulan”
“iya kebetulan. Kan aku mau beli yang warna biru. Dan yang warna biru tuh simbolnya tinggal yang kayak gitu. Yaudah aku ambil yang itu daripada yang lain” bohong cakka
“lagian kalau jodoh juga emang gk kemana koq vin” celetuk rio lalu tidur
“ngomong apa kamu barusan” tanya alvin
“gk ngomong apa-apa koq”
“eh udah jangan berantem. istirahat” lerai cakka. Alvin pun menarik selimut rio dengan kasar lalu berbaring disamping cakka
“yang tua gk boleh marah. Ntar tambah tua” kata alvin lalu menutup matanya. Rio bangun bersiap membalas alvin.
“rio kalau di lawan gk bakal selesai masalahnya. Udah belajar ngalah aja” lerai gabriel.

Rio kembali berbaring

“yah aku ngalah, soalnya yang matanya sipit kalau kegigit nyamuk matanya tambah bengkak, nanti matanya gk bisa melek deh” sindir rio
“hm… aku sih mau pake selimut biar gk cungkring gara-gara kegigit nyamuk” balas alvin
“buat apa coba badannya berisi kalau matanya gk normal” balas rio.

Cakka dan Gabriel duduk

“kalian ini berisik banget sih” kesal cakka and gabriel
“tuh alvin/rio” rio menunjuk alvin sedangkan alvin menunjuk rio #iyalah masa nunjuk cakka
“rio kamu dipinggir” perintah gabriel. Rio pun bangun dan pindah
“kamu juga di pinggir vin” perintah cakka. Alvin pindah tempat. Cakka dan gabriel tidur di tengah
“malam sipit”
“malam cungkring”
“rio, alvin!” geram cakka dan gabriel
Alvin dan rio pun diam


Senin pagi.

Oik turun dari jok belakang motor cakka. Mereka lalu berjalan bersama menuju kelas

“oh iya ik, gimana kemarin ajang PDKT-nya” tanya cakka.

Wajah oik memerah

“ih cakka apaan sih. Siapa yang PDKT ama alvin”
“kamu lah. Masa aku?”
“kemarin tuh aku gk PDKT ama alvin. Kita ngobrol aja koq”
“och gitu”
“kamu sendiri gimana ajang PDKT-nya sama Shilla” tanya oik

Cakka kaget lalu menatap oik

“what? PDKT? Siapa? Aku? Ama shilla?” tanya cakka. Oik mengangguk

Cakka merangkul oik

“oik-ku sayang. Cemburu?” goda cakka. oik melepas rangkulan cakka
“ih gk deh. Aku kan cuman suka sama alvin”
“iya, iya aku tau itu. Tapi koq kamu nanya gitu sih?”
“yah karna kemarin kamu ama shilla itu seneng banget kayak habis ngapain gitu didalam hutan”
“ih kamu tuh yah bawaannya curiga mulu. Kan udah aku bilang aku di dalam hati aku itu cuman ada satu orang dan itu bukan shilla”

Oik mengangguk mengerti

“oh iya cakka, kenapa sih alvin itu dingin banget” tanya oik
“kamu mau tau” tanya cakka

Oik mengangguk

“ntar aja yah pas dirumah. Gk enak kalau disekolah”
“ok”

Sepulang sekolah… selesai makan siang cakka pun pergi ke rumah oik

Cakka tiduran di ranjang oik, sedangkan oik duduk disamping cakka, sambil mijitin cakka. Cakkanya lagi ngambek gk mau ngomong soal alvin jadi terpaksa oik harus mijitin cakka yang memang lagi capek

“100.000 per jam yah kka” canda oik
“mahal amat ik. Aku discount kan mau ngasih info tentang alvin” balas cakka
“10 % aja”
“ah masih mahal. Kalau gitu info tentang alvin juga sedikit. Gimana kalau gratis aja. Semua tentang alvin dari mulai dia lahir ampe meninggal aku kasih tau sama kamu”

Oik memukul cakka

“hush alvin masih hidup tau”

“iya becanda”
“yaudah sekarang cerita kenapa alvin dingin gitu” tanya oik
“entar aja ah ik masih capek”
“cakka, kan udah dipijit”
“ah cara kamu gk enak”
“ih cakka curang deh”
“aku gk curang, perjanjian kan gitu”
“kamu gk mau ngasih tau aku juga gk pijitin”
“yaudah gk usah pijitin aku, kamu gk akan tau tentang alvin”

Kali ini oik tidak lagi memijit cakka tapi meremasnya

"oik di kira aku krupuk kering” cakka ngambek

Oik melipat kedua tangannya didepan dada

“iya kamu emang mirip”

Cakka mengalah ia bangun, mendekati wajah oik

“ngambek nih” tanya cakka

Oik diam. Cakka beranjak

“yaudah aku pulang”
“cerita dulu”
“kamu kan lagi ngambek”
“iya nih aku berhenti ngambek”

Cakka kembali duduk

“orang tua alvin kan cerai, permasalahannya itu karna papa alvin selingkuh di depan mata alvin. Dan papa alvin tau kalau alvin lihat cewe yang masuk ke rumahnya. Papa alvin pun membungkam alvin mengancam alvin dengan berbagai macam alasan. Seperti papa alvin akan menelantarkan mama alvin yang sedang sakit, alvin pun belajar menjadi seorang pendiam. dan waktu mama alvin sudah sembuh. Papa alvin pun mengajukan cerai. Alvin kesal dan menghujat papanya sendiri…” cakka bercerita dan oik menyimak dengan seksama
“alvin pun di tampar oleh papanya alvin tak terima dan ia kembali menghujat papanya. dan akhirnya mereka berkelahi”
“alvin dan papanya” tanya oik
“iya”
“sejak saat itu, alvin hanya percaya pada mamanya. Ia merasa iba melihat mamanya yang mati-matian bekerja demi dirinya. Dan mamanya tak pernah mengeluh. Ia pun memilih untuk diam, dan menyimpan dendam yang dalam pada papanya. membuatnya jadi dingin karna dia udah gk mau tau semua tentang kehidupan orang, alvin muak dengar orang bicara tentang ayah mereka yang baik. Bagi alvin ayah itu sama saja tak ada yang tulus, dia gk mau dengar kehidupan bahagia sebuah keluarga yang utuh. Nyari sahabat, alvin milih-milih dia gk mau sahabat dengan orang yang bawel dan selalu mengumbar kebahagiaanya” lanjut cakka

Di CRAG mereka semua adalah anak yatim. Hanya cakka saja yang yatim piatu

“rio?”
“rio kelihatannya aja bawel tapi sebenarnya dia gk seperti itu didepan alvin, dia menghargai alvin koq. cuman dia juga yang selalu bikin alvin kesal”
“pantesan alvin mau sahabat sama kamu dari kecil. Kalian agak senasib”
“jauh ik. Orang tua alvin kan cerai. Sedangkan ayah aku meninggal karna kecelakaan pesawat dan ibu aku meninggal karna hepatitis C”
“tapi kuatnya kalian sama kan. Kalian juga sama-sama menghadapi kenyataan hidup yang berat”

Cakka hanya bisa tersenyum sedih. Mengingat 10 tahun yang lalu ia masih bisa bercanda dengan orang tuanya. Oik yang melihat raut wajah cakka yang sudah sedih merangkul cakka

“kau yatim piatu. Aku anak yatim. Kita sama kan” kata oik. Air mata cakka menetes. Oik memeluknya. Cakka balas memeluk oik

“lho kamu koq nangis, kamu kuat kka. Ayo donk senyum” hibur oik. Bukannya cakka tenang. Sifat manjanya malah tambah kelihatan. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan oik
“aku kangen sama ayah sama bunda. Coba mereka masih ada, pasti aku gk akan nyusahin bunda kamu selama 10 tahun ini”

Oik mengelus pundak cakka

“kamu gk pernah nyusahin bunda koq. bunda ikhlas nolongin kamu”

Cakka tersenyum. Kepalanya terasa sakit. Cairan keluar dari hidungnya, ia segera menghapusnya. Ia tak ingin oik tau hal ini. Cakka merasa oik dan keluarganya sudah terbebani dengan hadirnya dia dalam keluarga oik

Keesokan harinya. Sesampai di sekolah cakka mencari sahabatnya. Rio dan Gabriel. Cakka menemukannya di kantin

“aku mau bicara sama kalian” kata cakka. Gabriel melepas earphone-nya, rio menatap cakka heran
“yaudah bicara aja” balas gabriel
“gk disini” kata cakka
“yaudah kita ke gudang”

Mereka pun berjalan ke gudang tempat penyimpanan barang bekas

“jadi kamu mau bicarain apa?”
“tentang aku”
“kamu? Kamu kenapa kka” tanya gabriel
“aku…” cakka pun mulai bercerita. Gabriel dan Rio terkejut
“keluargamu sudah tau?” tanya gabriel
“aku menderita penyakit itu setelah kepergian orang tuaku dan semua keluargaku sudah tau” jawab cakka
“alvin dan oik tahu itu” tanya rio. cakka menggeleng pelan
“cuman kalian berdua yang tau hal ini selain keluargaku”
“kenapa kamu gk ngasih tau mereka!” tanya gabriel
“aku gk berani. Dan aku gk mau hanya karna ini mereka akan sulit untuk bersatu. Tinggal selangkah mereka bersatu, dan aku gk mau itu gagal” balas cakka
“tapi mereka harus tau kka”
“aku mohon sama kalian. Jaga rahasia ini baik-baik” mohon cakka.

Rio dan Gabriel menghela napas berat

“ok kalau itu mau kamu. Tapi kita mohon kamu jaga diri baik-baik. Jangan sampe kamu kelelahan”

Cakka mengangguk

“tuhan punya rencananya sendiri” gabriel menepuk bahu cakka
“alvin” panggil oik. Yang dipanggil menoleh
“mau kekantin” tanya oik
“iya kenapa?”
“bareng? Boleh gk? Soalnya sivia sama ify gk tau kemana nih”

Alvin mengangguk. Mereka pun berjalan beriringan menuju kantin

“vin”
“hm…”
“cakka udah cerita”
“apa?”
“soal yang dihutan itu”
“och”

“kamu hebat. Persis kayak cakka, kalian memang sangat cocok jadi sahabat”

“kamu sama cakka juga cocok jadi pasangan kekasih”
“ng… koq kamu bilang gitu sih”
“yah semua orang bilang gitu kan”
“terus kamu ikut-ikutan ama mereka”
“hm…”
“dasar kamu”
“eh vin aku punya tebak-tebakan baru” kata oik
“apa?”
“orang ngantuk sama air mendidih persamaannya apa?”
“emang ada”
“iya”
“apa coba”
“sama-sama menguap” balas oik bangga
“ah! Kalau orang yang ngantuk gk menguap gimana?”
“berarti gk sama”
“nah kenapa kamu bilang sama-sama menguap”
“karna dimana-mana orang ngantuk, pasti menguap”
“bukannya orang ngantuk itu tidur”
“ah alvin” oik mendorong alvin manja
“ih emang bener kan”

Selama berjalan ke kantin. Oik dan alvin bercanda, membuat yang melihat mereka jadi bingung. Baru kali ini ada yang bisa mencairkan hati alvin dan bisa menggantikan cakka disamping oik

Selama 1 minggu ini Cakka sudah melihat kedekatan oik dan alvin. Walaupun ia sering melihat oik sedih didekat alvin, karna alvin sering cuek terhadap oik dan bersikap acuh tak acuh pada oik. Selama 1 minggu itu cakka sudah 2 kali harus menelpon dokter pribadinya. Karna takut kondisinya semakin parah dan tak ada yang merawatnya ia pun menelpon tantenya di bekasi untuk pindah ke jakarta

“siang kak. kakak makin gendut aja” sapa ray. Sepupu cakka
“ray kebiasaan deh” tegur bunda ray. Ray hanya tersenyum
“gpp koq tante.ray emang suka gitu” balas cakka
“tuh bunda kak cakka aja gk marah”
“Kamu juga ray. Makin pendek aja” balas cakka
“kakak” geram ray. Cakka tersenyum
“ray kamar kamu di samping kamar aku yah” cakka memberitahu ray. Ray mengangguk lalu naik ke lantai dua

Bunda ray duduk disofa. Cakka duduk disampingnya

“apa akhir-akhir ini kamu sering banyak pikiran” tanya bunda ray
“gk koq tan”
“lalu kenapa penyakitmu kambuh lagi. Bukannya pernah dokter rendra sudah menyatakan kalau penyakitmu tak akan kambuh lagi”
“mungkin tuhan berkata lain tan”
“apa kata dokter rendra tentang penyakitmu” tanya bunda ray, cakka menghela napas
“aku cuman bisa berdoa saja tante”
“maksud kamu”
“dokter rendra bilang kesembuhanku bagai mencari jarum dalam jerami, sangat sulit untuk berharap menemukan jalan keluar untuk kesembuhanku”

Bunda ray mengelus pundak cakka

“kamu yang sabar. Tante bantu doa”

Cakka terdiam. Meneteskan air mata

“jangan nangis. Hidup mati seseorang tuh di tangan tuhan”
“bukan itu yang cakka pikirkan tante. Cakka cuman bingung. Kenapa selalu keluarga cakka. . Adek cakka, Ayah, bunda dan sekarang cakka”

Dulu cakka punya adik perempuan bernama cahya tapi pada saat umur 1 tahun, adiknya meninggal

“cakka, tuhan punya rencananya sendiri. Kamu cuman dikasih penyakit, ada orang yang bilang manusia yang semasa hidupnya diberi cobaan dan dia terus bersabar. Maka dosanya satu-persatu akan luntur”

“oh iya oik tau penyakit kamu?”

Cakka menggeleng

“kenapa?”
“oik sedang dekat dengan seseorang. Cakka gk mau nanti karna cakka sakit oik jadi menjauhi orang yang ia sukai”

“kamu belum berubah yah. Masih saja seperti dulu”

Cakka tersenyum. Sebuah cairan lagi-lagi keluar dari hidungnya. Bunda cakka segera mengambil tissue yang tersedia di meja dan menghapus cairan itu

“sejak kapan kamu mimisan lagi”
“sejak penyakitku kambuh lagi”
“yasudah kamu pergi minum obat. Setelah itu istirahat”

Cakka menurut. Ia segera naik ke kamarnya

“shilla” panggil cakka. Shilla menoleh
“ada apa” tanya shilla
“kamu bisa ikut aku” tanya cakka
“tentu mau kemana” jawab+tanya shilla. Cakka tak menjawab ia meraih tangan shilla
“ikut aku aja” kata cakka. Mereka pun berjalan ke motor cakka. dan pergi

Sesampai di tempat tujuan. Basecamp cakka. cakka mengeluarkan sesuatu dari tasnya

“ini untuk kamu” kata cakka. shilla menerima bingkisan itu
“ini apa?”
“kenang-kenangan untuk kamu”
“kenang-kenangan? Kamu mau kemana?”
“iya, aku gk mau kemana-mana koq. aku cuman mau berterima kasih sama kamu. Karna kamu udah mau suka sama aku. Dan itu kenang-kenangan dari seseorang yang kamu sukai, maaf aku tak bisa membalas cinta sepihakmu” cakka memeluk shilla. Shilla tersentak ia pun membalas pelukan cakka

“gpp koq kka. Mungkin aku udah ditakdirkan untuk seperti ini”
“bukannya aku tak menganggapmu shil, tapi aku tak ingin memberimu kasih sayang sedangkan aku tak bisa menjagamu. Aku gk mau kasih kamu harapan semu. Aku gk mau membuat kamu sedih karna aku.”
“maksudmu”
“suatu saat kamu akan mengerti maksudku. Dan satu yang gk mau aku lakuin ke kamu. Menjadikan sebagai pelampiasan cintaku”

cakka mempererat pelukannya

“aku senang bisa jadi sahabatmu beberapa minggu ini”
“aku juga”

****

Kemarin cakka check-up Dan kata dokter semakin lama kesehatannya melemah. Ia pun memanggil ketiga sahabatnya untuk bermain di basecamp

Bagian 4 <<<                                                                                    Bagian 6 >>>

Komentar

Postingan Populer