Unilateral love 2 (Cerpen Ovin)

<<< Unilateral love 1 (Cerpen Ovin) BAGIAN 1 <<<

Unilateral love 2 (Cerpen Ovin)

Lama bermain hari pun sudah mulai gelap. Cakka dkk sudah selesai main basket.

“vin kamu ama oik yah” kata cakka
“kenapa gk sama kamu aja? Kan kamu yang nyuruh dia kesini” tanya alvin lalu mengambil tasnya
“sorry tapi aku buru-buru” kata cakka lalu pergi
“dia lapang banget io” bisik gabriel pada rio. rio mengangguk
“kita duluan yah” pamit rio dan gabriel lalu pergi
“kalau kamu gk mau anter aku. Gpp koq aku bisa jalan kaki dari sini” kata oik
“jangan. Ntar kamu capek terus cakka marah-marah sama aku. Ikut aku” kata alvin lalu menarik tangan oik dengan kasar
“gini yah cara alvin lembutin cewe” batin oik tapi hatinya senang ini pertama kalinya ia naik motor bersama alvin
“makasih yah vin” kata oik saat turun dari motor alvin. Alvin hanya diam lalu pergi
“koq gk dibalas sih” tanya oik dalam hati

****

Pagi harinya, saat sampai disekolah alvin menghampiri meja cakka

“kka, apa sih maksud kamu kemarin di lapangan basket” tanya alvin. Gabriel yang asyik dengerin musik disamping cakka, bingung melihat alvin yang sepertinya sedang marah tapi tak ia pedulikan, ia tetap asyik dengan musik yang didengarnya
“maksud aku? Aku cuman mau, kamu menganggap oik” balas cakka disertai dengan senyumnya
“lalu kenapa kamu gk bisa buat oik menganggap kamu” tanya alvin.
“karna oik gk bisa sayang sama orang lain kecuali kamu. Dan apa salahnya kamu mencoba menganggap oik, lagipula tak ada gadis lain kan dihati kamu”
“kamu sendiri, juga tak ada kan”

Cakka menahan tawanya “aku punya segudang, jadi kumohon belajarlah menyayangi oik” katanya sambil menepuk bahu alvin lalu pergi. Gabriel pun melepas earphonenya


“cakka kenapa??” tanya gabriel
“mau ke toilet” jawab alvin lalu pergi. Gabriel mengangkat sebelah alisnya
“pada kenapa sih? Rio juga koq belum datang sih?” tanya gabriel lalu kembali memasang earphone-nya

****
“eh, ik cakka tuh” bisik ify ketika melihat cakka memasuki kelas mereka
“hai semua” sapa cakka
“hai kka” balas ify, sivia, dan oik. Ify pun pindah ke sesamping sivia, cakka pun duduk disamping oik
“bel masuk masih lama nih, mau ke kantin dulu gk?” tanya cakka. Oik lalu berbalik memandangi sivia dan ify, sivia dan ify pun berdiri
“ik, kita duluan yah” pamit mereka. Oik lalu menatap cakka
“atau kamu mau sendirian di kelas” tanya cakka
“yaudah kita ke kantin” kata oik lalu berjalan, cakka mengikutinya dari belakang lalu mensejajarinya langkahnya dengan oik
“oh iya pagi ini kamu lihat alvin gk?” tanya cakka
“gk emangnya kenapa?”
“koq tumben yah jam segini dia belum datang”
“apa dia sakit kka”
“alvin itu bukan tipe orang yang gampang sakit. Gk kayak kamu” ledek cakka. Oik lalu menyenggol cakka
“ih kamu tuh yah” kesal oik lalu menggembukan pipinya. Cakka menatapnya
“jangan gitu ah, jelek. Emang kalau kamu jelek alvin suka sama kamu” gombal cakka
“emang dimata alvin aku itu cantik”
“gk cantik tapi imuet”
“ah cakka masa’ sih” tanya oik. Wajahnya memerah. Cakka mengangkat bahunya
“asal kamu bisa seperti ini terus ik. Aku pasti berusaha untuk menyatukanmu dengan alvin. Bagaimanapun caranya, akan kubuat alvin sayang padamu” batin cakka
“woy ngapain ngelamun, nanti ketabrak tembok lho” kata oik
“siapa juga yang ngelamun. Sotoy deh”
“terus kalau gk melamun tadi kamu menghayal”
“oik, tadi itu aku jalan gimana sih”
“ih itu juga aku tahu”
“terus kenapa nanya”
“habisnya kamu diam terus”
“diam? Tadikan aku jalan gk diam”
“hikz… cakka maksud aku diam gk bicara. Bukan diam gk bergerak” kesal oik
“ngambek nih”
“tau ah” cakka pun merangkul oik
“udah kalau alvin lihat kamu ngambek. Pasti di tonjok aku karna aku udah bikin kamu kesal”

****

Hari ini sivia pergi kerumah ify, hanya iseng ify merasa bosan dirumahnya. Mereka berdua duduk digazebo belakang rumah ify

“oik, koq tega yah ama cakka” tanya sivia
“kenapa sih? Emang kamu suka sama cakka?” tanya ify balik
“yee, aku tuh cuman kasihan sama cakka dia udah baik sama oik tapi oik terus mengharapkan alvin. Dan juga kamu kan tahu gabriel masih status pacar aku”
“iya sih aku tahu. Tapi kamu gk usah segitu kasihannya juga sama cakka. Cakkanya aja berusaha tegar”
“hati oik itu terbuat dari apa sih. Koq bisanya dia gk ngerti perasaan cakka selama ini”
“yang oik tahukan dia hanya suka+sayang sama alvin”
“fy, mau gk bantuin supaya mereka itu bisa jadian”
“mereka? Maksud kamu cakka ama oik”
“iya”
“kayak kamu gk kenal oik aja. Dia itu keras kepala banget. Cakka aja yang hebat bisa buat oik nurut ama dia”
“iya sih”
“udah gk usah ikut campur masalah oik. Cakka pasti punya rencana sendiri kenapa sampai sekarang dia belum berhenti perhatian ama oik”


<< Bagian 1 <<                                                                                      >> Bagian 3 >>

Komentar

Postingan Populer