Unilateral love 3 (Cerpen Ovin)

<<< LIHAT (Cerpen Ovin) Unilateral love BAGIAN 2 <<<

Unilateral love 3 (Cerpen Ovin)

Sore ini cakka main ke rumah oik. Dan sekarang mereka ada dikamar oik, cakka tiduran disamping oik

“ik, minggu depan anggota osis ke hutan kamu mau ikut?” tanya cakka
“dalam rangka apa kka”
“iseng, rio cuman mau menjelajah, Dan kita dapat isin dari pembina osis koq”
“males ah”
“Alvin ikut lho”

Oik pun bangun dan menatap cakka

“bener alvin ikut” tanya oik. Cakka mengangguk dengan senyuman
“aku mau ikut, aku kan asisten kamu”

Cakka lalu duduk, dan menghadap ke oik

“mau ikut sebagai asisten aku, atau mau ikut karna ada koko”

Oik malah nyengir.

“hehehe”

Cakka pun mengacak rambutnya

“kamu tuh yah, apa-apa alvin. Masuk osis juga karna alvin anggota osis”
“biarin”
“oik, kalau mau ngelakuin sesuatu tuh harus niat dari dalam hati. Bukan karna ada maunya”
“aku tuh niat masuk anggota osis”
“iya kamu niat masuk untuk ketemu terus ama alvin. Iya kan?”
“tuh kamu tau”
“tau ah aku ngantuk” kata cakka lalu kembali berbaring, dan menutup matanya
“mau nginep?” tanya oik lalu berbaring disamping cakka
“bundamu ada kan?” tanya cakka masih menutup matanya.
“gk, dia lagi keluar kota” jawab oik
“jawabnya ntar aja, aku ngantuk mau tidur” kata cakka lalu mulai masuk ke dalam mimpinya
“hm..” balas oik juga ikut tertidur

“cakka…cakka” panggil oik sambil menggoyangkan tubuh cakka
“apa” gumam cakka
“bangun” kata oik
“ntar ah ik, masih ngantuk”
“udah pagi tau. Gk mau kesekolah?”

Cakka bangun dan mengucek kedua matanya

“koq semalam kamu gk ngebangunin aku”
“aku gk tega, kamu tidurnya nyenyak banget”
“hm… yaudah aku balik dulu yah”
“iya aku tungguin yah jangan lama lho ntar telat”
“ok” balas cakka lalu segera mengayuh sepedanya menuju rumahnya. Sekalipun rumah cakka hanya beda beberapa rumah dari rumah oik tapi dia gk suka jalan kaki ke rumah oik

20 menit kemudian cakka sudah berada di depan rumah oik dengan motor sport-nya

“udah mandi kka?” tanya oik
“iyalah” jawab cakka
“udah sarapan?” tanya oik lagi. Cakka tersenyum
“udah telat ik, ayo cepetan naik” perintah cakka oik pun menurut Dan segera naik ke jok belakang motor cakka

Jam istirahat, oik pergi ke ruang osis. Mencari pujaan hatinya. Benar saja, sesampai di ruang osis, disana alvin sedang duduk manis dimejanya sambil membaca buku. Disamping meja alvin ada meja gabriel, gabriel juga sedang asyik dengerin musik. Oik menghampiri alvin menarik kursi rio yang kosong dan duduk disamping alvin

“hai, serius banget sih bacanya” sapa oik. Alvin hanya diam
“baca buku apa sih?” tanya oik. Alvin menutup bukunya dan memperlihatkan sampulnya pada oik
“Harry Potter? Kmu masih seneng aja baca buku itu” komentar oik, alvin kembali membaca buku
“aduh alvin cuek banget sih. Bikin aku gk bisa ngomong aja” batin oik
“vin, cakka bilang minggu nanti anggota osis semuanya pergi menjelajah di hutan”
“hmm…” balas alvin
“aku pergi lho”
“terus urusannya sama aku apa” tanya alvin ketus
“ik sabar” batin oik
“kamu pergi gk” tanya oik. Alvin menutup bukunya lalu menatap oik kesal. Oik tersenyum
“oik, kenapa sih kamu mau tau aku pergi atau gk. Itukan bukan urusan kamu” kata alvin lalu pergi. Gabriel membuka earphone-nya, menatap oik bingung
“dicuekin lagi?” tanya gabriel.

Oik mengangguk

“cinta emang kadang sulit ik” kata gabriel lalu kembali memasang earphone-nya. Oik menghampirinya dan melepas earphone gabriel
“kamu tuh yah. Dengar musik aja kerjanya. Tuh sivia lagi nyariin kamu. Gk beruntung banget sivia punya kekasih kayak kamu. Cuman sayang sama musik bukan sama sivia” kata oik lalu pergi
“sivia nyariin aku?” tanya gabriel pada dirinya sendirinya

Gabriel tersenyum

“pasti kangen” lanjutnya lalu pergi ke kelas sivia

Sesampai di kelas sivia, sivia sedang duduk sendiri dengan wajah yang kesal. Gabriel menghampirinya

“siang sayang” sapa gabriel lalu duduk disamping sivia dan merangkulnya, sivia mengibaskan tangan gabriel
“sayang, sayang. Aku bukan sayangmu” kesal sivia
“lho koq gitu! Via-chan jangan marah dunk”
“siapa yang marah. Aku kan lagi ngambek” kesal sivia
“eh iya itu maksud aku, jangan ngambek yah. Plis”
“aku gk akan ngambek tapi kamu harus janji”
“apa?”
“jangan selalu mentingin musikmu daripada aku”

Gabriel terdiam, satu menit saja tak mendengar musik dunianya terasa buram

“gk mau yaudah gampang kita putus aja” kata sivia lalu berdiri. Gabriel menahan lengannya
“iya deh aku mau. Ke kantin yuk” ajak gabriel. Ia tersenyum berharap sivia luluh oleh senyumnya
“aku pergi sendiri” kata lalu berjalan. Gabriel mengikutinya dari belakang
“via maafin aku yah” gabriel terus berusaha meminta maaf pada sivia
“kasihan juga iel, kalau fans-nya tau idolanya merengek kayak gini pasti aku bakal di demo” batin sivia ia pun tersenyum
“iya deh aku maafin. Tapi janji yah, jangan samain aku ama earphonemu itu. Jangan jadiin earphone itu selingkuhanmu” kata sivia. Gabriel pun tersenyum lalu merangkul sivia
“janji”

<<<Bagian 2                                                      Bagian 4 >>>

Komentar

Postingan Populer